SINDIRAN EURIPIDES

Baca: AMSAL 3:5-8


Bacaan tahunan: Amsal 24-26

Panggung Medea-drama Yunani kuno karya Euripides-menampilkan krisis berat. Manusia tak berdaya. Saat itulah, dengan alat pengerek, dewa Yunani dihadirkan di panggung. Oleh kehadiran dewa, krisis teratasi, semua kembali aman terkendali. Begitu hidup terpulihkan, dewa tak lagi diperlukan. Maka, dewa pun dikerek keluar dari panggung.

Euripides tak hendak berbicara tentang dewa yang bisa didatangpergikan sesuka hati. Lewat Medea, Euripides menyindir kita tentang bagaimana kita memperlakukan Tuhan.

Sadar atau tidak, kita suka menjadikan Tuhan sebagai apo mekhanes theos, dewa yang didatangpergikan dengan alat pengerek (seperti dalam Medea). Tuhan kita hadirkan dalam hidup hanya ketika kita menghadapi kesulitan. Begitu hidup kembali normal, Dia kita kerek keluar dari panggung kehidupan. Saat kesulitan menerpa, kita mohon Tuhan hadir menolong. Namun, begitu kesukaran berlalu dan situasi aman terkendali, kita keluarkan Tuhan dari panggung hidup kita agar Dia tidak mencampurtangani manajemen hidup kita. Euripides benar, kita suka menjadikan Tuhan sebagai apo mekhanes theos.

Kitab Amsal berkata, "Akuilah Dia dalam seluruh hidupmu." Sabda itu mengingatkan kita agar tak hanya dalam kesesakan dan ketakberdayaan kita mencari Tuhan, tetapi agar dalam tiap hal dan tiap keadaan kita mengakui kedaulatan Tuhan, agar dalam tiap pemikiran, tiap pengambilan keputusan, tiap tindakan, di tiap sisi hidup, kita memberlakukan kehendak-Nya, agar kita tidak menjadikan Tuhan sebagai apo mekhanes theos.
-EE/www.renunganharian.net


AKUILAH DIA DALAM SELURUH HIDUPMU.-Amsal 3:6a


Recent Comments

Navigation

Change Language

Social Media