TERGANTUNG TUJUAN

Baca: FILIPI 3


Bacaan tahunan: Yehezkiel 31-33

Seorang karyawan rela kerja lembur demi mendapat banyak uang. Seorang pembalap rela menghabiskan uang demi memodifikasi mobilnya. Hana rela terus-menerus berdoa sampai dianggap mabuk oleh Imam Eli demi mendapatkan seorang anak. Abraham rela mempersembahkan anak semata wayangnya, demi ketaatannya kepada Allah.

Setiap kerelaan didasari oleh tujuan. Demi mencapai tujuan, seseorang menjadi rela mengorbankan sesuatu yang bernilai besar. Begitu pula yang terjadi pada kehidupan Paulus. Ia yang seorang Farisi dan ahli Taurat, rela meninggalkan pencapaiannya pada masa lalu demi menjadi pengikut Yesus. Karena tujuannya adalah Yesus, segala hal lain di luar Yesus rela ia korbankan. Yang dahulu dipandang sebagai keuntungan, kini dianggap kerugian, layaknya sampah.

Bukan perjuangan yang mudah untuk meninggalkan kejayaan masa lalu. Bukankah tidak sedikit orang yang gemar menceritakan secara berulang pencapaian yang pernah mereka dapatkan? Padahal, tujuan hidup pribadi yang berani mengaku beriman semestinya adalah Tuhan Yesus Kristus, bukan yang lain. Karena itu, segala hal di luar Dia, yang bersifat jasmani/kedagingan, tak lebih dari sekadar sarana. Meminjam istilah Paulus, segala sesuatu yang bersifat kedagingan adalah "sampah". Bisa digunakan sebagai pupuk, tetapi bukan tujuan yang diharapkan untuk dituai. Inilah pentingnya mengintrospeksi diri, agar tidak salah menentukan tujuan. Supaya kita tidak hanya mengumpulkan sampah, melainkan harta surgawi yang bernilai kekal dalam perkenanan Tuhan.
-EBL/www.renunganharian.net


MENIMBUN SAMPAH MENIMBULKAN MASALAH. MENGOLAH SAMPAH MENGUBAHNYA MENJADI BERKAT. MANA TUJUAN KITA?


Recent Comments

Navigation

Change Language

Social Media